Sabtu, 3 Oktober 2009

Rahasia menjadi orang yang disenangi

Menjadi orang yang disenangi banyak orang merupakan dambaan dari sebagian orang. Mungkin ingin menjadi primadona di kampung, di sekolah, ditempat bekerja maupun dimana kita berada. Keuntungan yang paling terasa dari hal ini adalah ketika kita bergaul dengan orang lain, kita akan menjadi lebih disenangi oleh banyak orang sehingga dapat memperbanyak teman.
Rahasia dari itu semua adalah, bagaimana kita menjadi Pendengar Aktif.



Oke, sebelumnya saya akan sedikit menuliskan tingkatan-tingkatan pendengar:
  1. Abai. Mengabaikan apa yang orang lain ucapkan (ini akan membuat orang tidak suka kepada kita, jauhkan sikap seperti ini)
  2. Pura-pura mendengarkan. Walaupun seolah-olah mendengarkan, lawan bicara akan menjadi tidak suka kepada kita jika lawan bicara mengetahui kita hanya berpura-pura saja.
  3. Pendengar selektif. Orang seperti ini masih memungkinkan disenangi oleh orang lain, namun karena hanya memilih-milih apa saja yang dianggapnya yang menarik sehingga tidak banyak orang yang akan suka kepada orang bertipe seperti ini.
  4. Pendengar dengan penuh perhatian. Tipe pendengar seperti ini akan fokus kepada lawan bicara, dan memperhatikan dengan seksama serta membandingkannya dengan pengalaman pribadi.
  5. Pendengar aktif, tipe pendengar ini merupakan tipe pendengar yang paling disenangi, karena orang ini akan mendengarkan dengan baik dan meresponnya dengan hati dan pikirannya untuk mengerti maksud, perkataan dan perasaan dari lawan bicara.
Mendengar aktif
Merupakan proses komunikasi lengkap untuk mengungkap kembali pesan perkataan orang lain, dan mengevaluasi kembali apakah penangkapan dan pengertian kita sudah sama persis seperti lawan bicara.

Tujuan Mendengar Aktif
Tujuan dari menjadi pendengar aktif adalah

  • Mencoba mengalihkan orang lain dari masalah yang tampak ke masalah dasar
  • Mencegah kita untuk memberikan jalan keluar permasalahannya
  • Membantu lawan bicara untuk mencari sendiri jalan keluarnya
  • Menstimulus terjadinya hubungan yang erat antara pembicara
Contoh kasus:

Lawan Bicara: "Aku tidak betah tinggal di komplek itu, peraturannya ketat banget, masa pulang nggak boleh telat dari jam 9 malem, aku ingin tinggal di perumahan yang biasa aja, klo perlu tinggal di hutan sendirian""

Kita
: "Oh.. kamu merasa tidak suka dengan peraturan tersebut ya?"

Kita disini harus mampu merespon dan merasakan apa yang sedang dialami oleh lawan bicara. Mengerti perkataan, maksud dan perasaan dari lawan bicara itulah yang menjadi kesimpulan dari pendengar aktif, sehingga dengan demikian kita akan disenangi oleh banyak orang.

Tiada ulasan: